Sejatinya teknologi ADS-B merupakan reikarnasi inovasi akan teknologi radar, yang digunakan dalam penerapan komunikasi lalu lintas udara indonesia. Teknologi radar saat ini masih banyak dipakai oleh Air Trafic Controller (ATC) guna mengindentifikasi jarak dan arah pesawat. Hingga saat ini Indonesia sendiri memiliki 35 radar, itu pun kondisi 70% berusia diatas 15 tahun.
Letak perbedaan Radar dengan ADB-S ada pada cara kerjanya. Pola sistem stasiun, perangkat penerima ADB-S menunggu dan menerima transmisi dari pesawat yang berisi sejumlah informasi mengenai posisinya secara berkala. Dalam hal ini informasi ditranmisikan menggunakan Global Positioning System (GPS) dan Mode-S, sehingga inegritas data terkirim tidak berkurang, sejalan dengan jarak antara stasiun pemancar dan stasiun penerima yang semakin menjauh. “Pembagian informasi akan posisi, kecepatan, arah dan ketinggian pesawat dengan pesawat lain pada radius tertentu tersaji lebih akurat. ACT pun sangat terbantukan dalam mengendalikan penerbangan di suatu ruangan udara dan menjadi elemen kritikal dalam koordiansi antar flight information region. Pada teknologi ADB-S semua hal itu mampu dicapai”, tandas Edison.
Perangkat ADB-S sukses di uji cobakan pada rute-rute penerbangan yang padat di atas kepulauan Natuna, Denpasar dan Kupang selama empat bulan hingga Mei 2007, dengan 1.000 pesawat terdeteksi secara akurat. Penambahan lokasi pada wilayah Merauke dan Sorong, melengkapi lima titik target di tahun tersebut. Sedangkan di 2008, 14 titik target sedang dicapai Dephub. Dua pembagian wilayah pemasangan, yaitu 8 titik ADS-B untuk wilayah Barat dan 6 titik untuk wilayah timur indonesia.
“Pada uji coba tersebut, hasil menunjukan manfaat substansial untuk kolaborasi regional dalam meningkatkan keselamatan penerbangan. Dengan sistem ADB-S, lalu lintas penerbangan menjadi nyaman dan terdeteksi akurat”, papar Hariyadi Abidin menambahkan. Selaku direktur Aviasi Elektronik dan Fasilitas Elektrik DEPHUB, Hariyadi menekankan kenyamanan pada satu guna fungsi kepresisian I unit ADS-B. “Dengan jarak jangkau hingga 500 nautical miles atau luas radius keseluruhan 600 km mendeteksi areal, ruang udara semakin terdekteksi. Artinya dalam ruang udara itu, 1 unit ADS-B dapat mendeteksi lalu lintas lebih dari 3 pesawat. Hal yang tidak dapat dilakukan pada sistem radar”, papar Haryadi menutup percakapan. [] Rakhmat Bernadi
Box 1 : Perlengkapan ADS-B
- Antena yang terdiri ADS-B dan GPS
- Receiver (penerima) yang terdiri dari
- R-ADSB Data
- R-GPS Data
- Prosesing
- Komunikasi
4. Local Control Monitoring System
Box 2 : Penempatan Titik Lokasi ADS-B
2007 : 5 titik pemasangan ADS-B
Merauke, Sorong, Makassar, Kupang dan Natuna
(Pada tahun ini, Indonesia melaksanakan uji coba di rute penerbangan internasional yang ada pada wilayah Bali, Kupang dan Natuna dengan 1.000 pesawat terdeteksi akurat)
2008 : Akan dilakukan Pemasangan Pada 2 Wilayah Bagian
Wilayah Timur (6 Titik Antena ADS-B)
Kintamani, Waengapu (Sumba), Alor, Somlaki (Maluku Tenggara), Ambon dan Palu.
Wilayah Barat (5 titik antena ADS-B) Aceh, Gunung Sitoli/Natuna 2, Tangkuban Perahu,
Cilacap dan Pangkalan Bun.
2007 : 5 titik pemasangan ADS-B
Merauke, Sorong, Makassar, Kupang dan Natuna
(Pada tahun ini, Indonesia melaksanakan uji coba di rute penerbangan internasional yang ada pada wilayah Bali, Kupang dan Natuna dengan 1.000 pesawat terdeteksi akurat)
2008 : Akan dilakukan Pemasangan Pada 2 Wilayah Bagian
Wilayah Timur (6 Titik Antena ADS-B)
Kintamani, Waengapu (Sumba), Alor, Somlaki (Maluku Tenggara), Ambon dan Palu.
Wilayah Barat (5 titik antena ADS-B) Aceh, Gunung Sitoli/Natuna 2, Tangkuban Perahu,
Cilacap dan Pangkalan Bun.
2009 : Pemasangan 17 Titik ADS-B yang berkesinambungan dangan Radar (back-up pendataan)