Yang Sering Berkunjung

Cari Blog Ini

Entri Populer

Senin, 11 September 2017

8 Steps to Build a Blockchain Solution

Decoding the technical nuances of setting up this complicated yet futuristic platform

Rohas Nagpal/Sep 9, 2017



Image credit: Shutterstock
When Blockchain technology was announced through the paper titled Bitcoin: A Peer-to-Peer Electronic Cash System by Satoshi Nakamoto in 2008, it was an innovative mix of public key cryptography (invented in the 1970s), cryptographic hash functions (born in the 1970s) and proof-of-work (invented in the 1990s).
Over the last few years, many derivate and blockchain-inspired projects have been created. Most of them are not technically blockchains, but rather distributed ledger systems.
Let us dcode the how to build a blockchain in just eight steps. For simplicity, I have used the terms blockchain and distributed ledger system interchangeably in this article.
Step 1: Identify a Suitable Use-case
There’s a ton of hype around blockchain. I’ve read that blockchains can erase global hunger, make the world corruption-free, end poverty and do a lot more without breaking a sweat. Unfortunately, that’s not true. So, step 1 is to identify a use-case that makes business sense.
There are 3 things that blockchains can do very well:
  1. Data Authentication & Verification: this includes immutable storage, digital signatures and encryption. Data in almost any format can be stored in the blockchain. Blockchains can create public-private key pairs and also be used for generating and verifying digital signatures.
  2. Smart Asset Management: this includes issuance, payment, exchange, escrow and retirement. A smart / crypto asset is the tokenized version of a real-world asset e.g. gold, silver, oil, land.
  3. Smart Contracts: This is a term most often mis-understood, but that’s something for another day.
Step 2: Identify the Most Suitable Consensus Mechanism
The original blockchain, which powers the bitcoin crypto-currency, used proof of work as a consensus mechanism. But today there are multiple distributed ledger systems that offer a host of consensus mechanisms such as Proof of stake, Byzantine fault tolerant, Deposit based consensus, Federated Byzantine Agreement, Proof of Elapsed Time, Derived PBFT, Redundant Byzantine Fault Tolerance, Simplified Byzantine Fault Tolerance, Federated consensus, Round Robin and Delegated Proof of Stake.
Depending upon your use-case, you need to choose the consensus mechanism that makes the most sense.
Step 3: Identify the Most Suitable Platform
There are many blockchain platforms out there today and most of them are free and open source. Depending upon the consensus mechanism you chose in step 2, you need to select the most suitable blockchain platform.
Some of the more popular platforms, in alphabetical order are:
1. BigChainDB
2. Chain Core
3. Corda
4. Credits
5. Domus Tower Blockchain
6. Elements Blockchain Platform
7. Eris:db
8. Ethereum
9. HydraChain
10. Hyperledger Fabric
11. Hyperledger Iroha
12. Hyperledger Sawtooth Lake
13. Multichain
14. Openchain
15. Quorum
16. Stellar
17. Symbiont Assembly
Step 4: Designing the Nodes
Blockchain solutions can be permissioned (e.g. a Government run land registry) or permission-less (e.g. Bitcoin, where anyone can become a miner). Blockchain solutions can be private (e.g. a contract management system implemented in a pharmaceutical company), public (e.g. an asset backed cryptocurrency) or hybrid (e.g. a group of banks running a shared KYC platform).
Another factor to consider at this stage is whether the nodes will run on the cloud, on-premise or both. Then comes hardware configuration issues like processors, memory and disk size. You also need to decide on the base operating systems (usually Ubuntu, CentOS, Debian, Fedora, Red Hat or Windows).
Step 5: Design the Blockchain Instance
Most blockchain platforms need very careful planned configuration for the following elements:
1. Permissions
2. Asset issuance
3. Asset re-issuance
4. Atomic exchanges
5. Key management
6. Multi signatures
7. Parameters
8. Native assets
9. Address formats
10. Key formats
11. Block signatures
12. Hand-shaking
Some parameters can be changed at run-time but some cannot, so this is a very crucial step.
Step 6: Building the APIs
Some blockchain platforms come with pre-made APIs while some don’t. The major categories of APIs that you would need are for:
  • Generating key pairs and addresses
  • Performing audit related functions
  • Data authenticatin through digital signatures and hashes
  • Data strage and retrieval
  • Smart-asset lifecycle management –issuance, payment, exchange, escrw and retirement
  • Smart contracts
Step 7: Design the Admin and User Interface
At this stage you would need to choose the front end and programming languages (e.g. HTML5, CSS, PHP, C#, Java, Javascript, Python, Ruby, Golang, Solidity, Angular JS Nodejs). You would also need to choose external databases (e.g. MySQL, MongoDB) as well as servers (including Web servers, FTP servers, mail servers).
Step 8: Adding Future Tech
You can greatly enhance the power of your Blockchain solution by integrating Artificial Intelligence, Biometrics, Bots, Cloud, Cognitive services, Containers, Data Analytics, Internet of Things and Machine Learning.

Selasa, 05 September 2017

INILAH 6 KUNCI MEMBANGUN KEKAYAAN DARI BUKU THE MILLIONAIRE FASTLANE



Uang, tentu saja ini punya peranan penting dalam hidup kita. Memang itu bukan segalanya, tetapi itu bisa membantu untuk mencapai tujuan kita. Itulah kenapa kita harus selalu meningkatkan kecerdasan finansial kita.
Salah satu bagian terpentin dalam kecerdasan finansial adalah belajar bagaimana untuk membangun kekayaan. Donald Latumahina berbagi pengalamannya setelah membaca bukunya MJ Demarcon, The Millionaire Fastlane. Disana terdapat banyak pelajaran tentang bagaimana membangun kekayaan, ungkap Donald.
Disini kita akan membahas sedikit tentang apa saja pelajaran yang didapat dari buku itu. Tidak banyak memang, karena kalau dituliskan semua, itu tidak akan cukup. Jadi kita pilih yang paling pentingnya saja. Ini ada tujuh pelajaran tentang membangun kekayaan :
  1. Mengerti makna kekayaan yang sebenarnya
Pertama, kita harus fahami dulu apa makna kekayaan yang sebenarnya. Ini berbeda dengan pandangan kebanyakan orang, ini bukan tentang memiliki rumah yang besar atau mobil mewah. Tetapi,seperti yang ditulis dibukunya, kekayaan yang sebenarnya adalah memiliki Fundamental F’s, :
  • Family (relationship)
  • Fitness (health)
  • Freedom (choice)
Uang bisa membantu kita untuk mendapatkan ketiga hal diatas (khususnya kebebasan-Freedom). Seseorang bisa saja punya uang yang banyak, tetapi belum tentu ia merasakan makna dari kekayaan yang sebenarnya itu. Seperti contoh, ada orang kaya :
  • Tetapi punya konflik dalam keluarganya
  • Malah kondisinya fisiknya lemah karena terlalu memaksakan diri buat bekerja
  • Melakukan pekerjaannya yang sebenarnya ia tidak sukai
Dalam kasus ini, orang tersebut memang kaya secara finansial tetapi tidak memiliki kekayaan yang sebenarnya. Oleh sebab itu, kekayaan finansial itu hanyalah cara untuk membantu mencapai kekayaan yang sebebarnya, yaitu 3F tadi.
  1. Bangun system bisnisnya
Cara untuk membangun kekayaan bukan dengan mengurangi pengeluaran dengan penghasilan yang sama. Tetap dengan meningkatkan penghasilan dan mengontrol pengeluaran kita. Untuk melakukan hal itu, kita perlu membangun sebuah system dalam bisnis kita. Kata kuncinya disini adalah “system”. Tidak cukup hanya memiliki bisnis. Kita juga harus memiliki sebuah system. Idenya adalah, seharusnya bisnis kita itu bisa tetap berjalan walau tanpa kehadiran kita. Jika tidak seperti itu, ya pada dasarnya bisnis tersebut hanyalah pekerjaan (job).
Membangun system ini adalah kunci untuk mendapat kebebasan –Freedom (salah satu dari 3F).  Kenapa ? Karena itu akan membuat kita berhenti menjual waktu kita untuk uang, kita tidak harus menghabiskan waktu kita untuk mendapatkan uang. Malahan, kita bisa menggunakan waktu kita untuk hal lainnya, dan uang akan tetap datang. Bahasa sederhananya adalah passive income.
Lalu, bagaimana kita membangun system tersebut ?
Kuncinya adalah otomasi. Otomasi harus jadi bagian dari bisnis kita. Misalnya, dengan hadirnya saat ini bisnis online, kita bisa membuka toko online 24 jam sehari tanpa harus diam di satu tempat saja. Kita bisa pergi kemanapun dan kapanpun asal terhubung dengan internet. Itulah salah satu cara mengotomasi bisnis.
Pada dasarnya, inilah yang harus kita lakukan:
  • Identifikasi bagian mana dari bisnis kita yang masih membutuhkan waktu kita
  • Temukan cara untuk mengotomasi bisnis tersebut
  1. Tarik uangnya, bukan malah mengejarnya
Cara terbaik untuk menghasilkan uang bukanlah dengan mengejarnya, tetapi menariknya ke kita. Disini akan dijelaskan bagaimana MJ Demarco menggambarkan situasinya:
“Uang itu seperit kucing nakal; kalau kita mengejarnya, pasti kucing itu akan lari. Akan tetapi, jika fokus pada apa yang dapat menarik kucing itu, seperti menaruh ikan segar, atau daging, pasti dia akan datang pada kita”
Lalu, bagaimana kita tahu kalau kita mengejar uang ? Para pengejar uang akan menanyakan jenis pertanyaan seperti ini :
  • Bagaimana aku bisa membuat passive income ?
  • Bagaimana aku bisa menghasilkan uang dengan memulai bisnis ?
Seperti yang kita lihat diatas, fokus mereka terletak pada uang. Selama uang yang menjadi fokusnya, mereka akan melakukan apapun untuk mendapatkannya. Termasuk terlalu overworking.
Apa yang seharusnya kita lakukan adalah fokus pada bagaimana caranya memecahkan masalah orang – orang. Kejar kebutuhannya, bukan malah uangnya. Sebuah bisnis yang memecahkan masalah akan menarik uang.
Realitanya: uang adalah refleksi dari nilai atau manfaat dari apa yang kita berikan pada yang lain. Jadi semakin banyak permasalahan sosial yang kita pecahkan, akan semakin banyak uang yang akan kita dapat.
  1. Bertanggung jawab dan penuh perhitungan
Sebuah sikap yang harus kita miliki adalah tanggung jawab dan penuh perhitungan. Bertanggung jawab maksudnya kita tidak menyalahkan factor eksternal yang membuat sesuatu buruk terjadi ke kita. Kita tidak menyalahkan pelanggan, supplier kita, dan juga factor eksternal lainnya. Kita hanya boleh menyalahkan diri kita sendiri dan pilihan kita.
Tetapi itu saja tidak cukup. Kita juga harus penuh perhitungan. Penuh perhitungan maksudnya kita harus punya tindakan pencegahan, untuk memastikan sesuatu yang buruk tidak terjadi pada kita lagi.
  1. Fokus
Membangun kesuksesan bisnis itu butuh yang namanya fokus. Kenapa ? karena itulah bagaimana kita membangun momentum. Jadi , jangan lakukan banyak hal dalam satu waktu. Tetapi fokuslah pada satu hal, dan lakukanlah  yang terbaik. Seperti yang ditulis MJ Demarco, “A scattered focus leads to scattered results”
  1. Eksekusi, bukan ide saja
Banyak orang berfikir kalau punya ide yang bagus itu penting untuk membuat bisnis jadi sukses. Jelas tidak. Hal yang terpenting adalah eksekusi.
Google adalah salah satu contoh yang tepat. Sebelum ada Google, mesin pencari lainnya juga sudah ada. Tetapi Google lah yang melakukan eksekusi terbaik. Begitu juga dengan iPod, ada banyak digital music player sebelum iPod ada. Tetapi Apple adalah salah satu yang terbaik dalam melaksanakan eksekusinya.
source: Lifeoptimizer
https://konsultanbigpro.wordpress.com/2015/03/26/inilah-6-kunci-membangun-kekayaan-dari-buku-the-millionaire-fastlane/